top of page

Pola Hidup Sehat Sejak Usia Dini

Oleh : Yohanes B. F. Kulwembun



Pada sore itu, Selasa 4 Januari 2022, hujan dengan derasnya sedang turun dan membasahi kota dengan julukan “Ambon Manise” ini. Mumpung ini masih awal tahun dan aku belum disibukan kembali dengan beban tugas dan jadwal UAS (ujian akhir semester) yang akan menyerangku habis-habisan setelah ini. Maka aku yang pada saat itu sedang tidak melakukan kesibukan apapun, kemudian memilih untuk bersantai sambil duduk menyeduh kopi panas dan menyantap kue sisa perayaan Natal dan Tahun Baru yang telah dibuat sebelumnya oleh mamaku. Sambil menatap hujan yang turun dengan derasnya dari balik jendela ruang tamu rumahku, aku benar-benar berusaha menikmati waktu liburku yang akan segera berakhir ini.


Singkat cerita, setelah kurang lebih tiga puluh menitan aku duduk di ruangan itu, bertepatan dengan meredupnya suara hujan secara perlahan, aku pun mulai mendengar suara bising yang sudah sering aku dengar setiap sorenya. Suara ini muncul dari kamar disamping ruang tamu rumahku. Ini adalah suara gesekan antara sepatu dengan lantai akibat loncatan yang berulang kali dilakukan oleh seseorang. Sesekali suara gesekan itu dibarengi dengan desahan nafas dan ucapan menghitung dengan nada suara yang kecil. Ini adalah suara dari seseorang yang dengan penuh semangat sedang berolahraga. Padahal anggota keluarganya yang lain sedang asik-asiknya memainkan gadget mereka di tempat tidur masing-masing, sambil berbaring santai dan menutupi diri mereka dengan selimut tebal akibat dinginnya cuaca di sore hari itu.


Perkenalkan, nama orang yang penuh semangat dalam hal berolahraga dan yang saya maksud diatas adalah Emerikus Mardiangga Kulwembun, atau yang biasa dipanggil dengan nama Angga. Ia adalah anak ketiga dari empat bersaudara di keluarga Kulwembun, dan remaja pria ini adalah adik kandungku sendiri. Angga lahir di Kota Ambon, pada tanggal 1 Februari 2007 dan saat ini ia masih menjadi salah satu siswa di SMP Negeri 6 Ambon. Meskipun di tahun ini, usianya baru akan menginjak 15 tahun, namun karena kegemarannya dalam berolahraga, sehingga di usia semuda ini, tinggi badan remaja pria ini bahkan sudah mencapai 165 cm. Ada kemungkinan bahwa seiring bertambahnya usia, tinggi badan dari adikku yang satu ini juga akan semakin bertambah.


Jika ditanyakan apa yang menjadi alasan utama sehingga Angga dapat termotivasi untuk melakukan pola hidup sehat di usia remaja seperti ini? Ia selalu menjawab bahwa alasannya adalah karena ingin memiliki tubuh yang proposional, sehat dan kuat. Pasalnya sebelum ia berhasil melaksanakan pola hidup ini, Angga hanyalah seorang remaja yang bertubuh gemuk dengan fisik yang lemah, sehingga ia sangat sering diejek oleh teman-teman sebayanya dengan sebutan “Angga Gendut”. Bukan hanya itu, keresahan Angga terhadap tubuh gendutnya juga pada akhirnya menemui puncaknya pada sekitaran bulan April 2020 lalu.


Pada saat itu, keluarga kami yang telah memutuskan untuk menjadikan jurang belakang rumah sebagai kebun keluarga, sedang asik-asiknya bergotong-royong untuk mewujudkan hal itu. Singkat cerita, setelah dari siang sampai sorenya kita selalu bergantian dalam memacul tanah dan menebang pohon di jurang sekaligus hutan itu, pada akhirnya tibalah kita pada waktu pulang ke rumah. Karena ini adalah jurang, maka sudah tentu medan yang akan ditempuh sangatlah terjal. Bagi aku, adikku yang satunya; Alan dan Bapa, tentunya melewati medan terjal seperti ini terasa tidak terlalu susah karena sebelumnya kami sudah sering pulang-pergi ke lokasi kebun melewati jalan ini. Sayangnya, hal yang kami rasakan tidak menjadi satu hal yang sama bagi Angga. Ia tampak begitu kelelahan dan ngos-ngosan saat sedang menanjak jalan ini. Apalagi ini baru pertama kalinya ia gabung bersama kami ke kebun. Setelah kejadian yang melelahkan itu, Angga pada akhirnya semakin sadar bahwa tubuh gemuknya itu sangat tidak baik bagi kesehatannya, dan sebaliknya ia malah terinsipirasi untuk menjalankan program diet dan memulai pola hidup sehat dengan mempraktekan gerakan dan aturan-aturan yang ia dapati didalam video atau tutorial yang telah ia tonton sebelumnya.


Angga bercerita bahwa pada awal-awal ia menjalankan pola yang menyehatkan ini, ia juga sering merasa kewalahan karena harus banyak melakukan perubahan dalam setiap kebiasaannya. Namun karena semangat dan tekadnya yang kuat, ia tetap berusaha untuk konsisten melakukan semua itu dengan sebaik mungkin. Cara Angga dalam menjalankan program sehatnya adalah dengan memperhatikan dan merubah 3 hal penting dalam hidupnya, seperti ; pola makan, tidur serta olahraga.


Pola makan yang Angga lakukan sendiri adalah menyeimbangkan 3 komponen makanan ke dalam 1 buah piring tanpa berlebihan satu dengan yang lainnya. Komponen makanan yang dimaksud disini adalah : 1/3 Karbohidrat, seperti ; nasi, singkong atau ubi, kemudian 1/3 Serat, seperti ; sayur dan buah-buahan, serta komponen yang terakhir adalah 1/3 Protein, seperti ; ikan, telur, tempe atau tahu. Selain itu, ada larangan makanan juga yang sangat Angga perhatikan dan tidak boleh ia langgar sendiri, larangan itu adalah ; tidak boleh mengkonsumsi makanan berminyak dan manis secara berlebihan. Berikutnya, untuk waktu tidur sendiri, Angga selalu berusaha untuk mengatur dirinya agar tidak boleh tidur diatas jam 22.00 (10 malam). Meskipun sesungguhnya ia masih ingin melepas sedikit lebih lama kepenatannya dengan bermain game online miliknya. Namun demi mewujudkan keinginannya, ia tetap harus menjalankan pola hidup sehat yang sangat ketat serta berbeda dengan remaja lain yang seusia dengan dia.

Yang terakhir, untuk urusan berolahraga sendiri, Angga biasanya melakukan hal ini 3-5 kali seminggu, dengan durasi 1 – 2 jam per harinya. Biasanya olahraga ini diawali dengan pemanasan seluruh tubuh kemudian dilanjutkan dengan gerakan awal selama 15 menit. Gerakan awal yang dimaksud disini seperti ; lari ditempat, lompat gembira, lompat tanpa tali dan gerakan mendaki gunung. Setelah pemanasan Angga langsung masuk kedalam gerakan olahraga yang ia lihat dari aplikasi olahraga yang bernama ; Aplikasi Pengurang Berat Badan Pria, dengan durasi waktu lebih dari 1 jam. Yang terakhir, setelah melakukan setiap gerakan olahraganya, Angga akan menutup akitifitas ini dengan gerakan pendinginan yang dilakukan kurang lebih 15 menit juga.


Kira-kira seperti itulah cara Angga melakukan pola hidup sehatnya selama 2 tahun terakhir ini. Hal ini tentu saja membawa perubahan besar terhadap dirinya. Kini perubahan itu dapat terlihat jelas, dan Angga sendiri pun mengakui perubahan itu. Perubahan yang dimaksud disini adalah dengan rutin menjalankan pola yang sehat ini Angga dapat merasakan tubuhnya menjadi lebih sehat, berat badannya turun dari 65 Kg menjadi 50 kg, fisiknya menjadi lebih kuat, ia dapat tampil dengan lebih percaya diri, Ia dapat lebih berkonsentrasi dan fokus dalam melakukan pekerjaan dan aktivitasnya, ia dapat mengendalikan waktu tidurnya dengan baik, dan yang terakhir, ia dapat bisa mengkontrol suasana hatinya dengan lebih baik.


Setelah berusaha mengingat-ingat kembali kisah dari Angga yang telah ku ceritakan diatas, aku yang sedari tadi mengintip adikku ini berolahraga dari balik pintu kamarnya, pada akhirnya memilih kembali ke ruang tamu untuk menikmati secangkir kopi serta sepiring kue yang sudah ku tinggalkan cukup lama disana. Sambil melihat ke luar dan memastikan bahwa cuaca sudah tidak lagi hujan, aku dengan suara pelan namun bangga pun kemudian berkata ; “Kau hebat sekali adikku, berhasil membiasakan Pola Hidup Sehat Sejak Usia Dini”.

Comments


bottom of page